MAJALAH ICT – Jakarta. Sejak awal Januari lalu, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) melalui anak perusahaannya PT. Telkom Internasional (Telin) resmi datang ke Dilli, Timor Leste setelah memenangkan tender internasional untuk menangani telekomunikasi nirkabel di Timor Leste. Selama ini, layanan telepon seluler di Timor Leste ditangani perusahaan dari Portugal dan Australia.
Telkom ke Dili membawa nama Telkomcel (menggunakan C) untuk membedakan dari saudaranya Telkomsel yang ada di Indonesia. Sambutan untuk Telkomcel memang dahsyat. Tercatat 23.000 pelanggan terdaftar pada hari pertama Telkomcel beroperasi.
Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan mengatakan, tingkat permintaan masyarakat Timor Leste sangat tinggi. “Meski sudah ada operator lain di sana, tapi nama Telkom sudah melekat di hati warga Dili,” tambah Dahlan yang memang sengaja datang ke Dili untuk menyaksikan peresmian Telkomcel.
Kehadiran Telkomcel di Timor Leste memang sudah lama dinanti. Di antaranya karena tarif telepon seluler di sana selama ini terlalu mahal untuk masyarakat setempat, apalagi kalau dibandingkan dengan tarif di Indonesia.
Bagi Telkomcel, hari pertama menjaring 23.000 pelanggan itu sangat istimewa. Sebab, dengan tarif yang lebih mahal dari tariff di Indonesia meski sudah jauh lebih murah dari operator lain di Timor Leste, jumlah pelanggan 23.000 di Timor Leste sama nilainya dengan memiliki 75.000 pelanggan di Indonesia.
Menurut Direktur Utama PT Telkom Arief Yahya, untuk ekspansi ke Timor Leste, Telkom telah menyiapkan dana 50 juta dollar AS. “Investasi di Timor Leste sebesar 50 juta dollar AS untuk 2 tahun pertama sampai 2015. Itu semua biaya dari internal,” kata Arief Yahya.
Dana itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur 2G dan 3G Telkomcel di Bumi Lorosae tersebut. Telkomcel telah mendapat lisensi spektrum radio dari pemerintah Timor Leste pada 22 Oktober 2012 untuk menyediakan layanan seluler di seluruh Distrik di Timor Leste dan jaringan internet 3G.
Saat ini, Telkomcel sudah memiliki sekitar 115 base transceiver station (BTS). Telkomcel juga menargetkan dapat menggaet 600.000 pelanggan di Timor Leste pada 2018, atau 60 persen dari jumlah penduduk di sana.
Selain Timor Leste, Telkom juga siap berekspansi di 10 negara lain. Sekitar sebulan setelah ekspansi ke Timor Leste, Arief Yahya ke Melbourne, Australia untuk meresmikan Telkom Australia. Di Negeri Kangguru itu Telkom membuka perusahaan Bisnis Process Outsourcing. Sebelumnya, Telkom telah membuka layanan seluler Telkomsel di Hong Kong.
Ekspansi Telkom ke luar negeri, seperti dikatakan Arief Yahya sejalan dengan Perintah Menteri Negara BUMN, agar BUMN menjadi existence of nation, economic growth enginedan emperor in the region.