MAJALAH ICT – Jakarta. Dominasi pasar Indonesia maish di bawah penguasaan PT Telekomunikasi Indonesia. Tidak mengherankan jika meski 2016 belum berakhir, Telkom sudah menghasilkan pendapatan sebesar Rp.15,57 triliun dari pasar high end. angka ini merupakan separuh dari target Telkom dar pasar Enterprise, Government, dan Small medium enterprise (SME) di 2016 yang sebesar Rp.30 triliun.
Dijelaskan Direktur Enterprise dan Business Service Telkom Muhammad Awaluddin, pertumbuhan pendapatan untuk year on year (yoy) naik 51% dimana pada tahun sebelumnya pendapatan sekitar Rp.10,311 triliun.
Menurut Awaluddin sebagaimana dikutip dari laman resmi Telkom, keberhasilan ini didongkrak dengan strategi parenting terhadap anak perusahaan melalui implementasi organisasi berbasis Enterprise Customer Facing Unit (CFU). “Koordinasi dan inovasi berjalan lebih agile dan sharp. Produk baru yang dikeluarkan pun sesuai dengan kebutuhan pasar, salah satunya SAFIRO yang baru dilansir beberapa waktu lalu,” katanya.
Telkom sendiri, selama ini telah menyediakan berbagai solusi dan layanan akan kebutuhan askes internet berkualitas tinggi berbasis fiber optic, dan khusus untuk pemenuhan layanan internet berkecepatan tinggi 1 GBps, Telkom meluncurkan sebuah layanan baru dengan menggunakan brand Smart Office Pro (SAFIRO).
“Internet berkecepatan tinggi kini sudah menjadi kebutuhan utama bagi pelanggan, khususnya dari segmen korporasi dan bisnis. Dengan memanfaatkan internet berkecepatan tinggi hingga 1 GBps, pelanggan akan menikmati banyak benefit atau keuntungan,” ungkap Awaluddin. Awaluddin menggambarkan benefit disisi pelanggan atas layanan tersebut dengan istilah Lean-Agile-Sustainibility. Dimulai dengan Lean process, dimana pelanggan mampu meng-efisien-kan proses bisnis yang dimilikinya. Lalu, Agility berupa kemampuan untuk mengkombinasikan flexibilitas dan stabilitas. Dimana lingkungan bisnis di era digital saat ini sarat dengan perubahan yang sangat cepat dan tentu harus dapat direspons dengan cepat. Terakhir, pelanggan akan mendapatkan keuntungan yang sustain atau berkelanjutan bagi bisnisnya.
Khusus untuk layanan Smart Office Pro ini, Telkom menyasar pelanggan Korporasi dan Bisnis (non-residensial) eksisting, baik office maupun building, dengan kebutuhan upgrade bandwidth. Untuk tahap pertama, Telkom akan memprioritaskan di wilayah dimana alat produksi Telkom sudah tersedia.
Lebih lanjut Awaluddin menjelaskan, “Peluncuran layanan Smart Office Pro ini merupakan bukti bakti Telkom untuk negeri. Melalui penetrasi internet yang semakin masif serta penyediaan akses internet kecepatan tinggi adalah bagian dari program Indonesia Digital Network (IDN) yang dikembangkan sejak 2013. Salah satu wujud dari IDN ini berupa keberhasilan penggelaran sistem komunikasi kabel laut SMPCS, yang memacu Telkom untuk segera mensolusikan kebutuhan pelanggan akan layanan internet 1 Gbps tersebut.”