MAJALAH ICT – Jakarta. PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma menggandeng perusahaan solusi Teknologi Informasi (TI) asal Malaysia, Galasys, untuk menggarap pasar e-tourism di Indonesia. Kerja sama ini diwujudkan dengan membentuk perusahaan patungan (Joint Venture/JV).
Disampaikan Presiden Direktur Telkomsigma Judi Achmadi di Jakarta, perusahaan baru tersebut akan menawarkan solusi Cloud online travel (CLOTA) yang merupakan intelligence tourism platform dengan fokus tahap awal membidik wisatawan asal Tiongkok. “Persiapan JV sudah masuk tahap akhir. Komposisi kepemilikan 50:50. Kita buat JV untuk masuk ke bisnis e-tourism,” katanya.
Ditambahkannya, Galasys memiliki platform dan sumber daya manusia, sementara pihak Telkomsigma memiliki punya data center serta konektifitas dari Telkom. K"olaborasi keduanya diharapkan bisa menggoyang e-tourism di Indonesia,” tandasnya.
Diungkapkan Judi, pihaknya sudah berbicara dengan beberapa online travel agent (OTA) lokal dan theme park untuk membuka platform CLOTA milik Galasys ke portalnya. Solusi in nantinya menjadi integrator bagi pelaku bisnis pariwisata atau hub agar dapat menjangkau para traveler di seluruh belahan dunia.
“Rencananya technical launch pada bulan depan, komersial di Juni atau Juli. Saat ini sudah ada tiga mitra dalam backlog yakni pemerintah DKI Jakarta, Taman Borobudur, dan pemerintah Sumatera Selatan. Harapannya hingga akhir tahun ada lima hingga 10 mitra masuk ke platform ini,” ungkap Judi.
Sementara itu, CEO Group of Galasys Sean Seah Kok Wah mengungkapkan, platform miliknya telah ada di Jepang, Tiongkok, dan terbaru Indonesia. “Kami bermitra dengan 14 online travel agent (OTA) di Tiongkok yang menguasai 95% pasar OTA di sana. Diantaranya Alitrip, Ctrip, Tuniu, dan Lumama,” katanya.
Judi menambahkan, wisatawan asal China salah satu yang paling diburu oleh negara-negara yang menjual pariwisata karena ada sekitar 80 juta traveler di 2015 dari negeri Tirai Bambu itu. Tak hanya itu, dari sisi pengeluaran, turis asal Tiongkok juga lumayan royal dan masa tinggalnya di satu negara lebih lama.
“Turis dari Tiongkok menyumbang 10% total wisatawan dunia tahun lalu. Mereka itu 80% biasa bertransaksi produk wisata secara online. CLOTA ini membawa tahapan pemasaran ke eksekusi. Kita harapkan jumlah turis Tiongkok yang tahun lalu berjumlah 1,5 juta ke Indonesia tahun ini bisa menjadi 2 juta wisatawan,” jelasnya.