MAJALAH ICT – Jakarta. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara baru saja mengunjungi pembangunan Proyek Palapa Ring Timur di Provinsi Papua akhir bulan April 2019 lalu. Menteri Rudiantara menceritakan, kendala yang dihadapi para pekerja karena dihadapkan pada tantangan yang berbeda dari pembangunan Palapa Ring Barat dan Tengah. Seharusnya, Palapa Ring Timur selesai September 2018, dan ada sanksi penalti bagi keterlambatan yang dikenakan pada pemenang tender Palapa Rign tersebut.
“Palapa Ring Timur. Saya baru pulang dari sana kemarin (Provinsi Papua). Ada kendala disana karena tantangannya berbeda,” kata Menteri Rudiantara di Jakarta. Saat ini, Palapa Ring Barat dan Tengah sudah selesai masa konstruksinya. Sedangkan Palapa Ring Timur masih sekitar 96 persen hingga saat ini. Menteri Rudiantara menjelaskan, Palapa Ring Timur sendiri dibagi menjadi dua sub, yakni sub paket A dan sub paket B.
“Sub paket A itu mencakup Provinsi Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat, itu sudah selesai. Bahkan sekarang, silahkan kalau mau di uji coba. Kalau Sub paket B itu di Provinsi Papua,” jelasnya
Lebih lanjut, Menteri Rudiantara memaparkan kendala dan tantangan di Papua, misalnya yang terjadi pada beberapa kota/kabupaten bagian Selatan maupun di Utara seperti Jayapura, Timika, Merauke, bahkan sampai ke Tanah Merah, dan proyeksinya pun sudah selesai.
“Permasalahannya kan yang ada di gunung. Di gunung kan kita tidak bisa narik fiber optic, sedangkan di laut dan di darat bisa,” katanya
Sub paket B di Papua ini terdapat 52 titik, sehingga kata Menteri Rudiantara, pemerintah harus membangun microwave. Dari 52 titik tersebut, 28 titik diantaranya tidak ada jalan yang dapat membawa para pekerja dan material.
“Karena tidak ada jalan, satu-satunya jalan adalah menggunakan helicopter untuk membawa pekerja dan material, juga termasuk membawa air galon. Kenapa air galon? Untuk ngaduk semen kan perlu air. Nah, di atas (gunung) kan gak ada air. Bayangkan di ketinggian 3500 meter di atas permukaan laut,” tambahnya.
Meskipun terbilang tantangan yang cukup besar, namun Menteri Rudiantara memastikan proses pekerjaan harus tetap berjalan. “Kami tidak akan menyerah. Kami akan tuntaskan,” pungkasnya.