MAJALAH ICT – Jakarta. CEO Southeast Asia Lazada Maximillian Bittner saat acara Google Think 2013 mengatakan bahwa dalam jual beli online, orang Indonesia lebih banyak melakukan secara tunai melalui cash on delivery. "Pembayaran seperti Paypal masih belum memasyarakat, sehingga pihak Lazada masih banyak melakukan COD (cash on delivery)," ungkapnya.
Pendapat tersebut dikritisi Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi. Menurut Heru, layanan belanja secara elektronik (e-commerce) maupun jual beli online di Indonesia, yang utama adalah harus dipahami bagaimana budaya berbelanja di sini. "Di Indonesia, orang belanja barang terbiasa melihat barang secara langsung, bahkan mencoba, baru kemudian bayar," papar Heru.
Ini artinya, masyarakat Indonesia dalam perdagangan elektronik perlu diyakinkan bahwa barang yang dibeli kualitasnya bagus dan tidak tertipu. "Saya sendiri pernah mengalami, membeli barang secara online. Waktu barang dikirim ke rumah ternyata barang tersebut ada cacatnya. Untuk mengembalikan harus bayara biaya kirim balik, jadi harus ke kantor pusat salah satu penjaja online shopping. Di kantor mereka, tidak bisa langsung ditukar, butuh beberapa hari sampai barang kembali dikirim ke rumah," cerita Heru.
Menurut Heru, inilah yang perlu diperbaiki. "Mengubah budaya dan memberikan rasa percaya pada konsumen," ujarnya. Hal lain yang juga jadi catatan adalah orang Indonesia beli barang sekalian jalan ke mall atau pusat perbelanjaan. Sehingga, "Memang mengubah semua itu tidak mudah. Tapi jika dibenahi, dari mulai budaya, kualitas, sistem pembayaran yang mengikuti kemauan konsumen di sini serta sistem pengantaran barang dan jaminan after sales service dijamin layanan e-commerce akan dapat tumbuh dan berkembang di sini," pungkasnya.