MAJALAH ICT – Jakarta. Setidaknya tiga bank di Yunani telah dibobol hacker, yang menuntut uang tebusan yang harus dibayarkan dalam bentuk uang digital bitcoin. Para hacker yang menyebut diri mereka Armada Collective, telah mengancam untuk melumpuhkan sistem elektronik bank tersebut jika tidak mengindahkan tuntutan mereka.
Sementara itu, bank sentral Yunani tetap siap siaga. Pemerintah telah menerjunkan tim ahli untuk menangani situasi. Laporan menunjukkan bahwa pelaku masuk ke sistem operasi online perbankan pada Kamis, 26 November selama beberapa jam. Sebuah tim yang terdiri dari Badan Intelijen Yunani dan otoritas cybercrime berhasil mengembalikan sistem setelah operasi pemulihan.
"Ini merupakan ancaman yang serius," kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari Bank of Greece kepada kantor berita AFP. Para hacker telah menuntut 20 ribu unit bitcoin (kira-kira 10 juta dolar AS) dari mata uang elektronik.
Untung saja, rincian pelanggan tidak bocor dalam serangan terakhir ini, yang dianggap sebagai insiden ketiga dalam lima hari. Serangan awal yang dianggap Distributed Denial of Service (DDoS), teknik dasar dimana website dibanjiri data sehingga membuatnya down, kemudian mereka mampu menembus situs bank.
"Tidak ada bank yang menanggapi pemerasan ini, sehingga para hacker yang sama mencoba lagi pada akhir pekan dan 30 November. Tapi kami telah memperkuat pertahanan kami sementara itu, sehingga tidak ada gangguan yang terjadi," kata seorang pejabat Bank, yang tidak ingin diidentifikasi.
Hacker yang mengaku dari Armada Collective diduga telah menyerang beberapa server email pribadi juga pada pertengahan November. Sebelum itu, para hacker juga diduga menargetkan serangan peretasan ke bank di Thailand juga.