MAJALAH ICT – Jakarta. Penggunaan situs, termasuk aplikasi jejering sosial, maupun layanan telekomunikasi seperti SMS kian meningkat. Bukan sekadar untuk cari pengetahuan dan berkomunikasi, tapi juga untuk jual-beli. Aktivitas jual beli online semakin hari semakin marak dan akan terus berkembang dikemudian hari. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi penjual dan pembeli, namun disayangkan keunggulan fasilitas belanja online juga didayagunakan oleh dimanfaatkan oleh para penipu seperti barang tidak dikirimkan setelah pembarayan.
Beberapa waktu lalu, pihak kepolisian juga sudah menangkap pelaku penipuan melalui SMS dan online berisi tawaran tiket penerbangan murah. Modus tiket penerbangan murah atau promo, gadget murah, maupun tawaran bisnis lainnya lewat SMS serta online, ternyata dipakai komplotan penipu mengeruk uang dari korban. Hal itu terungkap setelah Resmob Polda Metro Jaya membekuk para pelaku kejahatan terorganisir ini. "Mereka sudah tiga tahun beroperasi. Dari website ada sekitar 100-200 korban," jelas Kasat Resmob Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan. Menurut Herry, modus terbagi menjadi dua bagian besar, melalui website dan SMS.
Komplotan pelaku yang dtangkap berjumlah 6 orang. Rata-rata mereka mengantongi pendapatan hingga Rp. 4 juta per bulannya. "Untuk tiket promo, banyak korban saat dekat-dekat perayaan hari keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, karena banyak yang butuh tiket untuk pulang kampung," jelas Herry. Dijelaskan, para korban, setelah menghubungi nomor yang tercantum di SMS maupun situs pelaku, dikirimkan bukti booking pesawat dan nomor rekening ke mana korban harus transfer uang. Namun ternyata, setelah uang ditransfer, tiket asli tidak didapatkan. "Korban dikasih alamat untuk datang ke gedung perkantoran yang ternyata palsu," jelas Herry.
Irwin Day, pengelola DNS Nawala, melihat bahwa penipuan online ini berkembang pesat, dimulai dari pemanfaatan social media secara gratis sampai akhirnya berkembang ke pembuatan situs secara terpisah. Situs-situs tersebut dibangun dengan mudah dikarenakan tersedianya hosting murah (bahkan gratis), dan penggunaan domain dot com yang bebas ketentuan administratif, serta aplikasi e-commerce yang mudah diimplementasikan pada situs-situs tersebut.
Tampilan situs-situs tersebut selintas menyerupai situs-situs e-commerce yang sesungguhnya. Namun, jika dicermati banyak kemiripan antara satu situs penipuan dan situs penipuan lainnya. Namun di balik semua kemiripan itu, tambah Irwin, yang paling menandakan sebuah situs adalah situs penipuan yaitu penawaran harga barang yg ‘super-murah’, meskipun ada beberapa situs yg menawarkan potongan harga mendekati kewajaran.
Trik ‘super-murah’ seperti ini ternyata cukup berhasil memangsa korban, mulai dari kalangan yang baru ‘melek internet’ sampai kelompok yg sudah paham tata cara berinternet dengan baik dan benar yg harusnya mampu bersikap lebih kritis terhadap penawaran yg tidak masuk akal sehat.
Demi melindungi para konsumen dan menjaga momentum perkembangan e-commerce, DNS Nawala yang lebih dikenal sebagai penghalau kandungan pornografi dan judi di internet, sejak lama sudah ikut berperan serta dalam melindungi konsumen dari modus penipuan melalu situs e-commerce palsu.
DNS Nawala secara rutin melakukan pencarian langsung terhadap situs-situs penipuan, selain menerima pelaporan dari pengguna internet ataupun pemangku kepentingan lainnya. Sampai saat ini sudah terdata lebih dari 600-an situs penipuan online, dan masih terus akan bertambah.
"Untuk itulah kami menghimbau pengguna inetrnet untuk berhati-hati dlm melakukan transaksi online, dan untuk lebih menambah keyakinan dalam bertransaksi, gunakan DNS Nawala –- 180.131.144.144 dan 180.131.145.145 — sebagai DNS utama," tutur Irwin.
Maraknya penipuan jual beli online, yang ditawarkan juga melalui SMS perlu diwasapdai. Agar tidak jatuh korban-korban penipuan seperti itu lagi, berikut tips memberi barang secara elektronik agar kita tidak tertipu:
1. Hati-hati sebelum membeli. Pastikan situs penjual barang secara elektronik memiliki alamat, telepon yang bisa dihubungi serta penanggung jawab yang jelas, tidak sekadar alamat email dan situs saja.
2. Pastikan barang yang Anda beli sesuai keinginan, model, bentuk maupun corak. Jika be r”merk” pastikan apakah itu aspal atau KW1,KW2, atau benar-benar original
3. Jangan terpengaruh dengan harga yang murah, dengan alasan sitaan bea cukai atau apapun, cuci gudang dan sebagainya sebab mungkin saja barang yang dijual tidak original atau hanya “mirip” sehingga ketika dipakai, seperti barang elektronik memiliki spesifikasi dan kemampuan yang berbeda dari yang asli. Bahkan yang banyak terjadi, tawaran harga murah hanya untuk menjebak agar banyak pembeli datang bahkan kirim uang, yang kemudian hanya menjadi sasaran penipu mengeruk uang.
4. Pastikan apa yang menjadi hak dan kewajiban konsumen dalam transaksi tersebut. Seperti jika barang yang diterima cacat, tidak sesuai penjelasan, maupun perlu juga diketahui bagaimana layanan purna jual jika barang nantinya rusak apakah bergaransi atau tidak serta bagaimana dan ke mana barang yang kita beli dibawa jika kemudian rusak
5. Sebelum melakukan transfer uang, sekali lagi, pastikan apa yang Anda pesan, dan antisipasi jika uang dikirim dan barang tidak dikirim. Komunikasi perlu dilakukan, dan bukti pengiriman perlu diminta.
6. Jika terjadi penipuan, umumkan secara terbuka ke masyarakat agar yang lain tidak ikut tertipu, dan jika memungkinkan lapor ke pihak kepolisian.