Search
Rabu 11 September 2024
  • :
  • :

Tower Bersama Siap Ambil Alih Mitratel

MAJALAH ICT – Jakarta. PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk siap mengambilalih anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT DayamitraTelekomunikasi (Mitratel). Karena itu, Tower Bersama akan mengikuti tender penjualan dan memasukan proposal penawaran agar bisa ikut dalam tender.

Demikian disampaikan Presiden Direktur Herman Setya Budi. Menurutnya, Tower Bersama akan menggandeng konsultan keuangan untuk tender saham Mitratel tersebut. Skema penawaran yang dibuka Telkom berupa tender dan tentu bertuknya bisa macam-macam. Bentuknya tergantung Telkom karena dia menilai Telkom tentu  mempunyai suatu rumusan untuk membuat bagaimana perusahaan Mitratel menjadi lebih optimal.

Menurut Herman, Tower Bersama sangat tertarik untuk mengikuti tender tersebut, dan telah mengajukan proposal tender pada awal Juli lalu. "Nilai proposal yang dimasukkan dalam tender tersebut cukup, dan menurutnya sesuai dengan saham yang akan diperjualbelikan. Kami sangat berharap dapat memenangkan tender," katanya.

Selain berhasrat mengambil alih Mitratel, Tower Bersama juga masih berharap adanya tambahan tower dari PT Indosat Tbk. Indosat masih membuka peluang menjual tower atau menaranya sebagai lanjutan aksi yang sama pada pertengahan 2012 dengan melepas 2.500 menara kepada Tower Bersama senilai Rp.4,7 triliun.

Sementara itu, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Arief Yahya menegaskan bahwa pelepasan saham Mitratel akan diberikan pada penawar tertinggi. Saat ini, sudah ada tiga perusahaan publik dan satu perusahaan nonpublik yang berminat mengakuisis Mitratel.

"Kita akan pilih investor yang memberi value paling tinggi, karena sekarang siapapun pengusaha tower itu menjadikan tower business itu independent dan listing company," kata Arief. Diakui Arief, perseroan saat ini sedang melakukan penataan portofolio infrastruktur di Mitratel. "Penataan portofolio infrastruktur, vechicle yang kita gunakan adalah Mitratel. Ini belum selesai. Kita di Mitratel sudah membuat Telkom Acces, kita juga membuat Telkom Manage Services, kemungkinan ini kita juga buat tower, tapi hanya khusus telekomunikasi," ungkap Arief.

Ditambahkannya, jika ingin melepas saham, Mitratel harus melakukan spin off lebih dahulu. "Spin off dulu, kalau masih menjadi bagian itu tidak bisa. Harus perusahaan tersendiri, tidak bisa menjadi divisi dari Telkom," ujar Arief. Adapun rencana spin off, katanya lagi, ditargetkan dapat dilakukan pada tahun ini. "Termasuk pelepasan saham Mitratel dapat diselesaikan pada tahun juga. Untuk strategi partner dan IPO, masih akan dipertimbangkan," katanya. 

Rumor yang berhembus, Tower Mitratel akan diambil PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Tower Bersama merupakan perusahaan ekuitas Saratoga Capital yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno. Peminat lainnya adalah Sarana Menara Nusantara yang sejak 2010 sudah terdaftar di Indonesia Stock Exchange dengan memiliki 7.500-an tower. 

"Telkom sedang mempertimbangkan empat terdaftar telekomunikasi perusahaan tower, termasuk Tower Bersama dan Sarana Menara Nusantara, untuk merger dengan perusahaan Unit PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), tetapi belum memulai pembicaraan resmi," demikian ungkap Direktur Telkom IT Solution dan Strategic Portfolio Indra Utoyo beberapa waktu lalu.

Menurut Indra, jika rencana berhasil, akan menciptakan perusahaan telekomunikasi menara terbesar, apalagi di Indonesia, penyediaan menara dan juga pembangunan menara khusus anya untuk lokal saja, dan asing dilarang usaha di bidang ini. "Rencana ini bisa melalui merger dengan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar atau IPO. Telkom telah mempekerjakan Barclays Capital untuk memberikan nasihat tentang rencana," jelas Indra.