MAJALAH ICT – Jakarta. Operator seluler Hutchison 3 Indonesia (Tri) mengaku siap mengambil sumber daya frekuensi tambahan 3G untuk mengoptimalkan layanan dan mengantisipasi kenaikan trafik di masa depan. Pasca akuisisi PT XL Axiata atas PT AXIS Telekom Indonesia, pemerintah memiliki sisa frekuensi sebesar 2×10 MHz di rentang frekuensi 2,1 GHz atau rentang 3G.
Demikian disampaikan M. Buldansyah, Wakil Direktur Tri, dalam diskusi Komunitas IndoTelko, Senin (7/12/2015). "Kita sudah menyampaikan proposal kepada pemerintah untuk meminta tambahan frekuensi," katanya.
Dijelaskannya, Tri saat ini hanya memiliki sumber daya frekuensi seluas 10MHz di spektrum 1.800MHz dan 10MHz di spektrum 2,1 MHz. Beberapa waktu lalu, operator dengan produk menggunakan angka "3" ini sempat meminta tambahan frekuensi di 1.800 MHz. Namun demikian, frekuensi di 1.800 MHz sudah penuh dialokasikan pada empat operator, yaitu Telkomsel, Indosat dan XL.
Yang paling memungkinkan adalah tambahan frekuensi di 2,1 MHz yang digunakan untuk jaringan 3G, karena di sana tersisa dua blok atau 10MHz yang belum dimiliki oleh operator seluler manapun. Hanya saja, untuk mendapatkan tambahan frekunesi di 2,1 MHz Tri harus bersaing dengan tiga operator seluler besar yang juga mengincar frekuensi tersebut, yaitu Telkomsel, XL dan Indosat.
Diungkapkan Buldansyah, Tri dikenal sebagai operator yang memberika layanan data. Karena itu, kebutuhan frekuensi tambahan mutlak diperlukan untuk melanjutkan strategi bisnis yang agresif untuk meningkatkan layanan data.