MAJALAH ICT – Jakarta. Twitter mencatat rugi bersih Q4 2015 sebesar 90 juta dolar AS, turun dari 125 juta dolar di tahun lalu, tapi untuk pertama kalinya sejak go public. Sementara itu, basis pengguna tidak bergeming dari kuartal sebelumnya, bahkan bisa dibilang hilang 2 juta pengguna.
Karena itu, perusahaan ini dinilai sedang bermasalah, dengan belum mendapatkan keuntungan, Melihat pendapatan Q4 710 juta dolar, yang meningkat 48 persen secara year-on-year. Peningkatan ini akan menjadi 53 persen, jika tidak pernah perubahan kurs valuta asing. Total pendapatan untuk tahun ini adalah 2,2 miliar dolar.
Sementara itu, pada Q4 total rata-rata bulanan pengguna aktif menjadi 320 juta, naik 9 persen tahun-ke-tahun, namun pada angka yang sama dibanding dengan Q3 2015. Jika tidak termasuk pengguna layanan SMS, yang tidak memerlukan akun Twitter, pengguna aktif adalah 305 juta untuk Q4, naik 6 persen tahun-ke-tahun, tapi turun 2 juta dari kuartal sebelumnya.
Dalam sebuah surat kepada pemegang saham, perusahaan mengatakan "Kami melihat penurunan penggunaan aktif bulanan di Q4, tapi kami sudah melihat pengguna aktif di Januari bangkit kembali ke tingkat Q3. Kami yakin bahwa dengan eksekusi disiplin, tren pertumbuhan ini akan terus berlanjut dari waktu ke waktu ".
CFO Anthony Noto menjelaskan lebih lanjut dalam laba menyebut bahwa secara historis Q4 adalah musim terburuk dan Q4 2015 tidak terkecuali. CEO Jack Dorsey sendiri menunjukkan ia "tidak puas" dengan pertumbuhan pengguna dan memperkenalkan beberapa produk, seperti Moments, untuk mengubahnya. Pada bulan Oktober Dorsey mem-PHK 336 karyawan dan bulan lalu mengumumkan kepergian empat eksekutif Twiter.