MAJALAH ICT – Jakarta. Twitter telah membentuk sebuah dewan keamanan baru yang bekerja dengan perusahaan untuk mengatasi pelecehan dan kekerasan pada jaringan sosial miliknya. Trust dan Dewan Keamanan akan memantau Twitter dalam upaya untuk mencegah konten berbahaya serta memberikan dukungan bagi kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri.
Dewan ini dibentuk lebih dari 40 organisasi dari seluruh dunia, termasuk amal kesehatan mental orang-orang Samaria, Safer Internet Centre, kaum feminis dan Childnet. Patricia Cartes, head of global policy outreach, mengatakan tujuannya adalah untuk menyediakan lebih banyak alat dan kebijakan yang akan memungkinkan para pengguna untuk mengekspresikan diri secara bebas tanpa takut akan pembalasan.
"Dengan ratusan juta tweet dikirim per hari, volume konten di Twitter sangat besar, yang membuatnya sangat kompleks untuk menyerang keseimbangan yang tepat antara memerangi penyalahgunaan dan berbicara kebenaran," kata Cartes. "Hal ini membutuhkan pendekatan multi lapisan dimana tiap pengguna kami yang berjumlah 320 juta memiliki bagian untuk bermain, seperti halnya komunitas ahli yang bekerja untuk keselamatan dan kebebasan berekspresi."
Pembentukan dewan bertepatan dengan Safer Internet Day 2016 dan merupakan komitmen dari Twitter untuk berbuat lebih banyak untuk memerangi perilaku kasar pada jaringan.
Pada Desember tahun lalu, Twitter memperkenalkan langkah-langkah baru dimana setiap akun dilihat, dan untuk terlibat dalam perilaku yang penuh kebencian atau berbahaya akan ditutup. Pekan lalu, perusahaan menangguhkan lebih dari 125.000 akun dikatakan terkait dengan radikalisme.
Twitter telah banyak dikritik karena tidak berbuat cukup untuk menindak troll internet, dengan mantan CEO Dick Costolo sendiri mengakui bahwa perusahaan "tersedot" dengan urusan penyalahgunaan pada platform. Facebook telah membuat upaya-upaya serupa untuk mengekang konten berbahaya pada jaringan. Bulan lalu, perusahaan meluncurkan 1,4 juta dolar AS untuk kampanye melawan posting ekstrimis di situsnya.