Search
Sabtu 5 Oktober 2024
  • :
  • :

Twitter Sudah Gelontorkan Uang 2 Miliar Dolar dan Tidak akan Pernah Kembali

MAJALAH ICT – Jakarta. Twitter telah kehilangan lebih dari 2 milyar dolar AS sejak jaringan sosial ini pertama kali diluncurkan 10 tahun yang lalu. 1,6 miliar dolar dari defisit terjadi karena go public dua tahun lalu.

Menurut laporan tahunan yang diajukan oleh Twitter, yang memberikan ringkasan yang komprehensif dari kinerja keuangan perusahaan, total akumulasi defisit Twitter pada tanggal 31 Desember 2015 adalah 2,09 miliar dolar, sebagian besar karena kompensasi berbasis saham diberikan kepada karyawan.

"Kami telah mengalami kerugian operasi yang signifikan di masa lalu, dan kami mungkin tidak dapat mencapai atau kemudian mempertahankan profitabilitas," demikian bunyi laporan Twitter.

"Meskipun pendapatan kami telah berkembang dengan pesat, meningkat dari 28,300 juta pada tahun 2010 menjadi 2,22 miliar dolar pada tahun 2015, kami melihat bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan kami akan memperlambat di masa depan sebagai akibat dari berbagai faktor, termasuk penurunan tingkat pertumbuhan kami basis pengguna," jelas laporan itu lagi.

"Kami percaya bahwa pertumbuhan pendapatan masa depan kita akan tergantung pada faktor-faktor antara lain, kemampuan kita untuk menarik pengguna baru, meningkatkan keterlibatan pengguna dan keterlibatan iklan, meningkatkan kesadaran merek kami, bersaing secara efektif, memaksimalkan upaya penjualan kami, menunjukkan kembali positif atas investasi untuk pengiklan, serta berhasil mengembangkan produk dan layanan baru dan memperluas internasional."

Twitter juga menekankan bahwa biaya yang cenderung meningkat di masa depan karena harus terus menghabiskan banyak biaya untuk menjaga infrastruktur teknologi terkini, penelitian dan pengembangan produk baru serta terus menarik karyawan berbakat dan juga membayar pada peluang strategis seperti hubungan komersial

"Investasi ini mungkin tidak mengakibatkan peningkatan pendapatan atau pertumbuhan bisnis kami. Jika kami tidak dapat menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang memadai dan untuk mengelola biaya kami, kami dapat terus mengalami kerugian yang signifikan di masa depan dan mungkin tidak dapat mencapai atau mempertahankan profitabilitas ," tulis Twitter dalam laporannya.