Search
Kamis 16 Januari 2025
  • :
  • :

UKM ‘Go Digital’ Bisa Tumbuhkan Ekonomi Nasional Sebesar Dua Persen

MAJALAH ICT – Jakarta. Deloitte Access Economics bersama Google Indonesia mengumumkan laporan penelitian hasil penelitian terbaru dimana didapat temuan bahwa usaha kecil menengah (UKM) yang memanfaatkan dukungan teknologi digital ternyata dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia sebesar dua persen. Penelitian ini telah dilakukan ke 437 UKM bisnis di Indonesia pada enam lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Deloitte Access Economics menjelaskan bahwa jika hasil penelitian ini diaplikasikan kepada usaha kecil berdasarkan data untuk laporan ini (dengan rata-rata pendapatan Rp.1,4 miliar per tahun), maka bisnis yang masih berada di luar jaringan akan dapat mengalami kenaikan pendapatan sebesar Rp.140 juta dalam satu tahun. 

Terungkap juga bahwa UKM yang lebih banyak memanfaatkan teknologi digital tentunya menjadi lebih kompetitif secara internasional. Ini merupakan suatu pertimbangan penting dalam menghadapi masyarakat ekonomi di ASEAN. Terungkap, UKM dengan kemampuan online dasar dijelaskan memiliki pendapatan sekitar enam persen lebih besar dari pelanggan internasional, dibandingkan dengan UKM yang belum go digital

"Sekali berkecimpung ke online digital, bisnis akan terus bertumbuh jadi lebih besar," kata Managing Director Deloitte Claudia Lauw, di Jakarta. Selain itu, katanya, peran UKM juga bisa turut memangkas angka pengangguran dengan membuka peluang kerja satu setengah kali lebih besar. Inovasi bisnis juga disebut bakal meningkat 17 kali lipat. Tentu saja, efek peningkatan ini bisa mengantarkan Indonesia menuju negara berpenghasilan menengah pada tahun 2025. Daya saing global menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga bisa tumbuh signifikan.

Disayangkan Cluadia bahwa masih sedikit pelaku UKM yang sadar akan peluang ini. Lebih dari 36 persen UKM masih berbisnis offline saja, dan 37 persen lainnya hanya memiliki kemampuan online mendasar, seperti komputer atau akses digital. "Hanya 18 persen UKM yang memanfaatkan akses online, seperti media sosial dan situs web. Sedangkan sembilan persen sisanya adalah bisnis online lanjutan berupa e-commerce," pungkasnya.