MAJALAH ICT – Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia mengajukan pencalonan dalam Pemilihan Anggota Dewan International Telecommunication Union (ITU) Region E Australasia Tahun 2023-2026. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan Indonesia mengusulkan tiga fokus agenda sejalan dengan misi ITU yaitu Connecting the Unconnected.
“Ada tiga fokus utama tersebut yakni Capacity Building, Women Empowerment, dan Connecting the Unconnected. Indonesia optimistis mampu mewakili seluruh negara anggota ITU, khususnya negara anggota di Region E, sebagai Council Member di ITU periode 2023- 2026. Dalam periode pembentukan Dewan ITU berikutnya, Indonesia juga akan fokus pada misi yang selaras dengan tujuan akhir ITU yaitu Connecting the Unconnected,” tandasnya dalam acara Jakarta Reception for ITU Candidacies, di Hotel Raffles, Jakarta Selatan.
Menkominfo menjelaskan Pemerintah RI telah menyusun Roadmap Transformasi Digital Nasional 2021-2024. Peta jalan itu menjadi pedoman untuk perjalanan mewujudkan bangsa digital melalui empat pilar utama yang meliputi infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital.
“Dengan semangat yang sama, Indonesia berkomitmen untuk menghubungkan dunia yang tidak terhubung melalui pengembangan infrastruktur digital, pembuatan aplikasi, dan layanan yang inklusif, tanpa meninggalkan siapa pun,” tuturnya.
Menurut Menteri Johnny, ketersediaan akses bagi semua orang akan memungkinkan setiap warga negara untuk berkembang. “Ada daerah di seluruh dunia yang belum tercakup dengan infrastruktur TIK yang memadai. Sekitar 2,9 miliar orang tetap tidak terhubung sampai sekarang. Dalam upaya memberdayakan manusia, kita perlu memberi mereka akses dan peralatan untuk berkembang,” jelasnya.
Di hadapan duta besar negara-negara anggota ITU untuk Indonesia yang hadir, Menkominfo menyatakan Indonesia akan melanjutkan semangat untuk memberdayakan perempuan. Menurutnya, Pemerintah RI mendorong pemberdayaan dan keterlibatan perempuan dalam berbagai kegiatan, program, dan posisi kepemimpinan ITU.
“Kami percaya bahwa potensi masa depan tidak terungkap dengan sepenuhnya, sehingga perlu memberdayakan perempuan dan mendorong kontribusi mereka dalam berbagai bagian kegiatan ITU. Untuk itu, kita perlu memberi perempuan lebih banyak akses, ruang, dan kesempatan untuk tumbuh dan terlibat dalam menjalankan pekerjaan negara-negara anggota ITU,” jelasnya.
Menteri Johnny menegaskan komitmen Pemerintah RI untuk mengembangkan literasi digital, keterampilan serta bakat dan memastikan upaya pemberdayaan dapat diakses oleh semua orang. Kementerian Kominfo sudah menerapkannya melalui program Digital Talent Scholarship (DTS).
“Program Digital Talent Scholarship, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan digital dan literasi digital bagi masyarakat,” tandasnya.
Menkominfo menyatakan sebagai bangsa dengan jumlah penduduk yang besar, Pemerintah RI meyakini setiap upaya untuk mendorong kemajuan peradaban harus dimulai dari intinya, yaitu rakyat.
“Dalam konteks domestik, Indonesia menjunjung tinggi pentingnya aspek kemanusiaan dalam kebangkitan dunia digital. Tidak peduli seberapa maju dunia, tidak peduli seberapa besar perubahannya, orang-oranglah yang harus kita berdayakan terlebih dahulu. Itulah manusia, dengan rasa ingin tahu dan semangat mencari jawaban, menilai itulah satu-satunya cara mendorong dunia menuju kemajuan,” jelasnya.
Sebagai tuan rumah pada penyelenggaraan Presidensi G20 tahun ini, Menteri Johnny menjelaskan Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Sejalan dengan tema itu, untuk Digital Economy Working Group (DEWG), Indonesia mengedepankan pembahasan mengenai Digital Skills dan Digital Literacy sebagai salah satu isu.
“Ada tiga isu utama dalam DEWG yakni Post Covid-19 Recovery and Connectivity, Digital Skills and Digital Literacy, serta Cross-Border Data Flow and Data Free-Flow with Trust,” tuturnya.
Sebagai calon anggota Dewan ITU, Pemerintah RI menegaskan akan terus mendorong untuk membuktikan lebih banyak program dan kegiatan melalui peningkatan kapasitas untuk semua negara anggota ITU.
“Terutama mereka yang termasuk dalam kategori negara-negara berkembang, negara-negara kurang berkembang, negara-negara berkembang pulau kecil, negara-negara berkembang yang wilayahnya terkurung daratan (tidak memiliki laut) dan negara-negara dengan ekonomi dalam peralihan (transisi),” tandasnya.
Dalam acara itu, Menkominfo Johnny G. Plate didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Mira Tayyiba; Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail; Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Hary Budiarto.
Hadir pula Sekretaris Ditjen PPI, Wayan Toni Supriyanto; Direktur Telekomunikasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Aju Widyasari; Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI, Denny Setiawan; Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Kementerian Kominfo, Ichwan Makmur Nasution; serta Kepala Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta Noor Iza.