MAJALAH ICT – Jakarta. Komite Praktek Periklanan telah menekan YouTube dan pengguna media sosial yang memiliki produk sebagai hasil dari kesepakatan komersial tanpa menjelaskan hubungan mereka dengan produsen. Jadi yang disebut ‘vloggers’, atau blogger video, harus memberi label iklan di video jika video yang diunggah ke YouTube merupakan iklan fitur iklan atau konten yang disponsori.
Bimbingan mengenai pengunggahan yang baru dikeluarkan untuk memastikan vloggers yang mengunggah video yang dipengaruhi oleh perusahaan yang mencari promosi untuk diri sendiri atau produk mereka. Langkah ini mendorong vloggers untuk bersikap adil kepada pemirsa mereka dan membuatnya jelas ketika konten termasuk produk gratis, atau telah dibayar oleh perusahaan yang menggunakannya sebagai iklan.
Beberapa skenario vlogging umum dibahas oleh pengaturan baru ini, dan untuk itu disarankan agar menempelkan teks yang menjelaskan konten disponsori, atau pengaturan penempatan produk harus digunakan. Aturan baru menyatakan: "Aturan kunci di bawah Committee of Advertising Practice (Cap) adalah bahwa jika konten dikendalikan oleh pemasar, tidak vlogger, dan ditulis dalam pertukaran untuk pembayaran (yang bisa menjadi pembayaran uang atau gratis ) maka itu adalah fitur iklan dan harus diberi label seperti itu. "
Pengecualian untuk aturan adalah ketika produk gratis dikirim ke vloggers tanpa permintaan untuk kontrol editorial atau konten dari produsen. Dalam hal ini tidak ada kebutuhan untuk vlogger menyatakan item diberikan kepada mereka secara gratis. Pengiriman produk gratis yang dikirim untuk diperiksa editorial – baik positif atau negatif – juga tidak menjamin bentuk disclaimer. Hanya ketika vlogger telah diminta untuk menampilkan produk tertentu mereka harus memberitahu pemirsa mereka dalam judul atau deskripsi video – atau pada kamera.
Cap juga telah menerbitkan pedoman untuk perusahaan yang ingin menggunakan vloggers untuk iklan, bersikeras mereka membuatnya sama jelas bahwa setiap konten yang dihasilkan adalah bentuk pemasaran online. Vloggers juga harus membuat jelas ketika mereka mengiklankan produk mereka dan untuk ini, pesan harus disertakan dalam judul video.
Sebuah permintaan untuk pelabelan yang lebih jelas dari konten disponsori datang dari putusan Advertising Standards Authority pada tahun 2014, di mana beberapa vlogs dengan hubungan komersial dengan pengiklan yang ditemukan menyesatkan karena mereka tidak memberitahu pemirsa bahwa mereka iklan. Aturan baru berlaku di semua media online, termasuk jaringan sosial, serta video di YouTube dan platform lainnya.
Shahriar Coupal, direktur Committees of Advertising Practice, mengatakan, "Dimanapun iklan muncul, kita percaya apa iklan katakan. Itu tidak adil jika ada iklan dan kita dibuat tidak menyadari nya. Ini merupakan bimbingan agar vloggers berpegang pada aturan yang ada, yang pada gilirannya akan membantu menjaga hubungan dan kepercayaan yang telah mereka bangun dengan pengikut mereka."