MAJALAH ICT – Jakarta. Sebuah pengalaman virtual reality (VR) gastronomi baru muncul dengan semua kesenangan dari makanan dan menggantikannya dengan ganggang jelly dan kemudian mencoba untuk mengelabui otak kita, makan sesuatu yang lezat. Proyek bernama Nourished, dirancang oleh Koikri Lab berbasis di Amerika serikat, adalah konsep VR yang menjanjikan untuk membiarkan pengguna "makan apa pun yang dinginkan tanpa takut kegemukan" melalui penggunaan Oculus Rift, aroma diffuser dan alat pemotong yang dirancang khusus.
Proyek Nourished tidak mencoba untuk menggantikan dirinya sebagai pengganti makanan; sebaliknya, penciptanya tampak membayangkannya sebagai cara kita bisa memanjakan keinginan kita tanpa harus khawatir tentang perluasan lingkar pinggang. Daripada memasukan steak 600 kalori, misalnya, pengguna dapat menggunakan Oculus Rift dan mengelabui otak dengan beberapa ganggang dan jelly yang lezat.
Termasuk juga adalah dengan dirancang secara khusus "perangkat gyroscopic", yang berisi sensor yang memungkinkan restoran untuk makan makanan mereka dalam lingkungan virtual reality. Demikian pula, "kaca virtual cocktail" digambarkan sebagai "alat untuk minuman dan menciptakan simulasi." Berkat kekuatan tersebut, pengguna VR akan dapat hampir makan di lokasi yang mereka inginkan, baik itu faktual atau fiksi. Koikri Lab bahkan mengusulkan "makan di awan dengan Peter Pan di Neverland".
Tentu saja, otak Anda adalah organ pintar, yang berarti membutuhkan lebih dari visual mata. Di situlah diffuser aroma dan "konduksi tulang transducer" ikut bermain, yang pertama akan ada ledakan bau di wajah Anda saat membungkus kedua sekitar telinga Anda dan meniru suara mengunyah. Perusahaan ini membuat tersedianya berbagai aroma disebut cakram aroma, yang saat ini termasuk "Spirits of the Nordic Sea", Charlie’s Choco Factory", "Phantasy Zone", "Space Dust" dan "Smell of Fear". Semua bisa dibeli dan perusahaan berharap untuk bereksperimen dengan masakan yang dihasilkan komputer mereka sendiri.
Mungkin agak aneh, namun Proyek Nourished juga menunjukkan bahwa teknologi itu bisa digunakan untuk membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan memberikan bentuk terapi untuk pasien yang menderita gangguan makan. Memang Proyek Nutrisi ini belum terlalu banyak berharap untuk mendapatkan ceruk pasar, nampaknya hal ini akan menarik dan mengisi hal-hal baru dari pemanfataan VR yang banyak didominasi realitas virtual porno dan games.