MAJALAH ICT – Jakarta. Keamanan aplikasi saat ini sedang terancam di mana lebih dari 1.000 aplikasi telah dilaporkan untuk mengumpulkan informasi pengguna bahkan setelah pengguna menolak izin untuk mengakses. Daftar panjang aplikasi tanpa sadar melewati batasan privasi secara bebas mengumpulkan data pengguna.
Peneliti International Computer Science Institute baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka menemukan 1.325 aplikasi Android yang mampu menginvasi privasi pengguna meskipun tidak diberi izin untuk mengakses data seperti data geolokasi.
Serge Egelman, direktur penelitian keamanan dan privasi yang dapat digunakan di International Computer Science Institute mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa izin pengguna untuk mengakses data ternyata tidak ada artinya karena pengembang aplikasi memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan. dan mengakses informasi yang mereka butuhkan.
Egelman menambahkan bahwa di tengah-tengah skenario ini, konsumen dibiarkan dengan sangat sedikit alat yang digunakan untuk melindungi privasi mereka dan bahkan memutuskan untuk mengizinkan atau menolak akses ke sana.
Aplikasi Android yang ditemukan tidak diketahui itu mampu mengumpulkan data bahkan tanpa izin bekerja dengan berbagai cara. Beberapa dari mereka menggunakan jaringan Wi-Fi sebagai jalan untuk mengumpulkan alamat MAC router dan lokasi data.
Aplikasi seperti Baidu’s Hong Kong Disneyland park dan Samsung Health and Browser apps menggunakan aplikasi lain sebagai platform untuk mengumpulkan data pribadi seperti nomor IMEI pengguna. Dengan mengizinkan aplikasi lain memiliki akses ke data kartu SD yang tidak dilindungi, pengguna secara tidak langsung membuat aplikasi mata-mata seperti aplikasi taman mengambil keuntungan dari izin yang diberikan.
Meskipun hanya ada total 153 aplikasi dengan kemampuan seperti itu, mereka diinstal berulang kali. Aplikasi Kesehatan dan Browser Samsung diinstal pada lebih dari 500 perangkat, sementara aplikasi taman Baidu Hong Kong Disneyland diinstal lebih dari 17 juta kali sekarang.
Shutterfly, aplikasi pengeditan foto, di sisi lain, menggunakan foto untuk mengumpulkan koordinat GPS dan mengirimkannya ke server sendiri. Shutterfly, bagaimanapun, tidak akan mengakui tuduhan yang dibuktikan oleh penelitian baru-baru ini dan menjelaskan bahwa mereka hanya mengumpulkan data lokasi dengan izin eksplisit dari pengguna mereka.
