Search
Senin 20 Mei 2024
  • :
  • :

Telkom sudah Bangun 77 Ribu KM Serat Optik dan 13,2 Juta Homepass

MAJALAH ICT – Jakarta. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) terus membangun infrastruktur telekomunikasi di seluruh Indonesia untuk menghadirkan layanan broadband, baik mobile maupun fixed broadband. Program prestisius Telkom yang diberi nama Indonesia Digital Network (IDN) hingga saat ini sudah menyelesaiakn pembangunan jaringan backbone sepanjang 77 ribu kilometer kabel serat optik, dan 13,2 juta homepass.

Disampaikan Direktur Network Telkom Abdus Somad Arief mengatakan, program IDN itu mencakup pembangunan jaringan tulang punggung (backbone) berupa jaringan kabel serat optik yang menghubungkan  pulau-pulau utama di seluruh Tanah Air, jaringan kabel serat optik ke rumah-rumah dan gedung-gedung perkantoran dan pemerintahan. Bahkan, Telkom terus membangun jaringan backbone yang menghubungkan Indonesia dengan luar negeri.

“Saat ini, Telkom sudah membangun jaringan backbone sepanjang 77 ribu kilometer kabel serat optik, dan 13,2 juta homepass. Homepass artinya rumah yang sudah dilalui kabel serat optik. Sampai akhir tahun ini, kita akan tambah lima juta homepass sehingga menjadi 18,2 juta homepass,” kata Direktur Network Telkom Abdus Somad Arief.

Abdus Somad menambahkan, saat ini jaringan backbone Telkom baru menghubungkan Banda Aceh hingga Jaya Pura. "10 Mei 2015, Presiden Joko Widodo sudah meresmikan Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) di Manokwari. Jadi, kalau sekarang kita belum berani nyanyi dari Sabang sampai Merauke. Nanti, September 2015, proyek SMPCS selesai, dan jaringan Banda Aceh ke Sabang juga selasai sehingga kita berani nyanyi Sabang sampai Merauke,” kata ASA.

Sementara itu, Dirjen Sumberdaya Perangkat Pos dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Muhammad Budi Setiawan mengatakan, pemerintah sudah mengeluarkan Broadband Plan Indonesia (BPI) pada Oktober 2014. Pemerintah berencana menginvestasikan Rp 278 triliun untuk rencana dalam masterplan tersebut.

Dalam BPI itu, pemerintah menargetkan, hingga 2019, ada 71% wilayah perkotaan atau 30% populasi perkotaan yang mendapat layanan internet supercepat, dengan kecepatan 20 Mbps. Sedangkan untuk wilayah perdesaan, BPI menargetkan 49% rumah tangga di perdesaan atau 6% dari total populasinya bisa menikmati layanan broadband dengan kecepatan 10 Mbps.

Sedangkan Ketua Umum Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel) Kristiono menyambut baik hadirnya masterplan BPI di penghujung pemerintahaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hanya saja, yang perlu dikritisi adalah dalam pelaksanaannya. “Rencana oke, entah sudah sempurna atau belum, tapi yang lebih penting adalah bagaimana pelaksanaannya. Apakah masterplan ini sudah cocok dengan Rencana Pembangunan Jangka menengah (RPJM) pemerintah?” kata Kristiono, yang mantan Dirut Telkom ini.

Untuk memastikan pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan itu, lanjut Kristiono, pemeraintah perlu menunjuk siapa Chief Information Officer (CIO) pemerintah. “Kalau Telkom Group ada CIO atau CTO yang dipegang pak ASA. Sekarang siapa CIO Pemerintah? Kalau menurut Mastel, Presiden Jokowi terlalu sibuk untuk mengurus ini, maka sebaiknya CIO itu diserahkan kepada Wakil Presiden,” kata Kristiono.